dengarkan curhatku

Saturday, November 20, 2010
Jika tak suka membaca postinganku ini, silahkan close my blog…!

Aku bingung dengan pendidikan hari ini… dulu aku percaya bahwa pendidikan itu dapat mengangkat harkat, derajat dan martabat seseorang, makanya aku mati-matian mengejar pendidikan meski dengan modal pas-pasan. Namun hari ini aku baru tersadar bahwa ternyata pendidikan itu samasekali tidak penting…

Enam tahun aku kenyang oleh pendidikan SD dengan biaya yang tak sedikit (dulu nggak gratis bro… sekarang mah enak karena udah gratis). Lalu lanjut ke SLTP, SMA/SMK/se-derajat itupun dengan biaya yang murah (itu kata orang kaya dan para pejabat lho…) tapi sampai bisa menguras habis harta si miskin yang malang ini.

Aku tak masuk SMA tapi aku masuk SMK Negeri jurusan Teknik Gambar Bangunan atau istilah kerenya “Architect Department” dengan tujuan setelah lulus bisa langsung kerja, karena katanya lulusan SMK itu disiapkan untuk langsung jadi tenaga kerja…


Nah… lulus lah aku dari SMK Negeri itu, lalu merantau lah aku ke KOTA SERBA ADA alias Jakarta. Aku kesana bertiga bareng teman tapi pas nyampe sana kita berpisah dan berjuang masing-masing. Enam Perusahaan Kontraktor aku datangi dengan tujuan melamar kerja sebagai drafter sesuai bidangku, tapi tak satupun keterima. Kesana-kemari, mondar-mandir, sampe dibentak-bentak, diusir security, tidur di mesjid, tiap hari puasa biar irit dll… Baru sebulan aku disana, tapi sudah membuatku muak dengan kondisi itu. Namun aku tak putus asa brother…! Kucari lowongan kerja di Koran, info teman, dll. Semua info LowKer yang aku dapat telah aku kirimkan lamaranku, termasuk perusahaan elektronik, mesin dll yang tak sesuai dengan bidangku.

Beberapa waktu kemudian, aku dapat Cuma satu panggilan kerja dari sebuah perusahaan kontraktor,,,, Cuma satu doang bro… wah senang sekali hatiku saat itu… lalu aku ikutilah test yang pertama, kedua sampe pas test interviews, aku ditolak mentah-mentah hanya karena aku… hanya karena aku…pendek… Pertanyaanya adalah: Posisi yang aku tuju adalah sebagai Drafter sesuai bidangku… Apakah pengaruh tinggi badan untuk seorang drafter? Lalu salah siapa aku punya tubuh pendek? Siapa yang membuat tubuh pendek ini? Berarti mereka menghina Tuhanku karena tubuhku ini walaupun pendek tetap Tuhan yang menciptakanya. Dan Ijazah yang aku dapat dengan mati-matian ternyata tak berharga samasekali.

Lalu aku dapat sms dari temanku di kampung: “Katanya dia udah dapat kerja di sebuah instansi pemerintah…”. Kutanya sama dia lewat sms lagi “… Kok bisa sih?” Lalu dia jawab: “Bapakku kerja disana” dia yang masukan aku…”. Ternyata saatnya aku harus bernyanyi: “Itulah Indonesia raya” …mungkin tak semuanya tapi semua itu membuat aku semakin muak dengan kondisi yang aku alami.
Ah aku tak tahan lagi kawan… “pulang sajalah…aku…!” lebih baik aku cari kerja di kampong daripada sakit hati di kota besar.

Bukan aku namanya kalau aku menyerah pada nasib dan kemunafikan. Seminggu di kampoeng aku sudah bisa kerja sebagai Front Officer di sebuah Yayasan… wuih… keren uy namanya aja front officer… eh kerjanya kayak pembantu dan security digabungin… enam bulan kemudian aku tak tahan kerja begituan… dan aku nganggur lagi brothers… Dua bulan kemudian aku dapat kerja lag tapi sebagai operator di sebuah rental computer dan photocopy… tapi tak apalah yang penting aku kerja… malu ama tetangga bro… Cuma lulusan SD tapi udah punya toko gede banget, sementara aku…? Twewwww…



Satu tahun kemudian aku mutusin buat kuliah lagi coz aku masih percaya pada pendidikan yang katanya bisa mengangkat harkat, derajat dan martabat seseorang. Aku masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jenjang s1 (Sarjana Pendidikan) di sebuah Universitas Swasta. Yah… mungkin udah nasibnya yah, dua bulan kumudian aku dipecat jadi operator karena banyak bolos kerja pas bentrok sama jadwal kuliah. Tak apalah… mungkin ini resikonya aku percaya pada pendidikan. Cari kerja lagi tapi ga dapet-dapet… lalu aku putusin usaha sendiri dan aku pilih jualan pulsa. Sebulan, dua, tiga bulan sampe sekitar setahun lebih aku jualan pulsa hingga saat itu tiba “Aku di utangin gede-gedean bro…” sekitar 700ribu uangku di luar… aku nggak bisa deposit lagi… bangkrut lah aku… duh nasib… nasib… sekarang aku Cuma ngandelin dari usaha jasa pengetikan di rumah saja. Dan sekarang aku keteteran masalah keuangan buat biaya kuliah… lagi-lagi aku mati-matian mengejar pendidikan… sekarang aku sudah semester 7 dan beberapa waktu yang lalu seharusnya aku ikut UTS tapi aku tak bisa ikut gara-gara aku belum bayar uang kuliah dan uang tek-tek bengek lainya. Harusnya aku bisa ikut karena ini masih UTS brothers, belum UAS cuy…, kan harusnya yang penting pas UAS udah lunas… kalo ga bisa UAS karena belum lunas ya wajar tapi ini mah UTS bro… masa ga dapat toleransi dan ga bisa ikut UTS. Beberapa temanku juga mengalami hal yang sama... bahkan salah satu temanku berusaha menelpon para pejabat kampus untuk minta toleransi… tapi tetap ga bisa bro… dan saatnya aku bernyanyi lagi “Itulah Indonesia Raya”
Dan sekarang aku takkan pernah berharap banyak lagi pada Pendidikan.

Pendidikan itu harus dibeli dengan uang… kalau ga ada uang ya ga bisa kenyang dengan pendidikan. Sama kayak semboyan hidup di dunia “Ga ada uang ya ga bisa makan” atau seperti semboyan para cewek matre “Ga ada uang ya ga disayang” jadi kesimpulanya adalah:

“Ga ada Uang ya ga ada pendidikan”

Dan itu seharusnya juga jadi semboyan pendidikan…
Dan aku juga percaya bahwa hukum rimba itu masih berlaku di jaman sekarang ini:
“Yang kuat akan berkuasa dan Yang lemah binasa”

NB: jangan salahkan saya menulis hal seperti ini… kenyataanya seperti itu bro… dan jika ada pihak-pihak yang tersinggung dengan tulisan saya… saya minta maaf setulus-tulusnya… ini Cuma curahan hati saya… jika mau menghujam atau menuntut saya juga silahkan… atau bunuh saja saya sekalian… dan kalo ada pertanyaan, maka jangan Tanya saya, tapi tanyakan saja pada rumput yang bergoyang… kata kang ebiet mah… hai teman-teman bloggers…! Tolong dukung aku jika aku disalahkan… aku hanya sekedar curhat doang, tak ada maksud merendahkan pihak-pihak tertentu…
Terimakasih atas perhatianya…

Upssss… ada satu hal lagi yang masih jadi pertanyaaKu:
Bagaimana KONDISI PENDIDIKAN DAN NASIB SARJANA PENDIDIKAN di masa yang akan datang…?

0 komentar:

 

© 2010 Hi-Light - Design Google Blogs - Template N2y Sedikit Mirip By Nano Yulianto